Adat Moganoi Dalam Membuka Lahan Perkebunan Pada Masyarakat Suku Lauje Desa Bambasiang Kecamatan Palasa Kabupaten Parigi Moutong

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang sejarah adat Moganoi dan mendeskripsikan siapa-siapa tokoh yang terlibat dalam pelaksanaan adat Moganoi selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan adat dan peran partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan adat Moganoi dalam membuka lahan perkebunan pada masyarakat suku Lauje desa Bambasiang kecamatan palasa kabupaten parigi Moutong. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan Antropologi dan sosiologi untuk mengkaji adat Moganoi dalam membuka lahan perkebunan pada masyarakat suki Lauje. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat suku Lauje yang berlokasi desa Bambasiang dan berberapa literatur. Hasil temuan peneliti selama berasa di lokasi penelitian melalui mewawancarai tokoh adat Kona Polule, tokoh masyarakat dan masyarakat umum. Menunjukan bahwa masyarakat suku Lauje desa Bambasiang masih melaksanakan adat Moganoi sebelum membuka lahan perkebunan karena bagian dari suatu tradisi yang berkembang di masyarakat suku lauje sebelum mengenal ajaran agama. Tradisi ini pertama kali dilakukan oleh masyarakat suku lauje pada saat mendapatkan teguran berupa penyakit yang membuat aktifitas masyarakat terhenti. Sehingga ketua adat dan masyarakat melakukan adat Moganoi untuk memberikan tanda bahwa tempat tersebut dijadikan lahan perkebunan melalui sesajen yang diberikan oleh masyarakat kepada penghuni hutan. Masyarakat suku lauje desa Bambasiang sangat mempercayai roh-roh nenek moyang yang di yakini oleh masyarakat mendiami tempat yang lembab seperti hutan sebagai tempat tinggal roh-roh nenek moyang. Adat Moganoi sudah menjadi tradisi pada masyarakat suku lauje dalam membuka lahan perkebunan dan merupakan bentuk kearifan lokal sebagai penghormatan kepada penghuni hutan.

Kata kunci : Moganoi Bambasiang Lauje