ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI KOPI ROBUSTA DI DESA TAMADUE KECAMATAN LORE TIMUR KABUPATEN POSO

Tingginya produksi kopi robusta di Desa Tamadue diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan utama bagi para petani, namun dalam praktiknya, pengelolaan usahatani kopi robusta di daerah tersebut masih dilakukan secara sederhana. Petani tidak melakukan pemeliharaan khusus seperti pemupukan atau penyiangan secara intensif karena terbatasnya biaya yang diperlukan. Imran dan Indriani (2022) menyatakan bahwa proses produksi melibatkan tenaga manusia, bahan baku, dan peralatan untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai guna. Dalam hal ini, pengelolaan kopi robusta di Desa Tamadue cenderung menggunakan metode tradisional tanpa perawatan intensif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi aktual usahatani kopi robusta di Desa Tamadue. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin dengan total responden sebanyak 32 orang dari 48 petani kopi robusta di desa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan petani kopi robusta di Desa Tamadue adalah Rp58.222 per unit dengan pendapatan sebesar Rp47.467 setelah dikurangi biaya rata-rata Rp10.753. Selain itu, Break Even Point (BEP) dalam produksi kopi robusta tercapai pada volume produksi 0,01kg per bulan atau setara dengan pendapatan Rp533 per musim panen.
Kata Kunci: Kopi robusta, pendapatan, usahatani, Break Even Point (BEP), Desa Tamadue.