ADITYA PRIMA DEWANTO (2021) ANALISIS SPASIAL DAERAH RAWAN BANJIR DI SUB DAS MIU KECAMATAN KULAWI KABUPATEN SIGI. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.
Full text not available from this repository.Abstract
ADITYA PRIMA DEWANTO – L 131 16 120, Analisis Spasial Daerah
Rawan Banjir di sub DAS Miu Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi,
dibimbing oleh Dr.Ir.H.Akhbar,M.T
Kecamatan Kulawi yang terletak di Kabupaten Sigi Merupakan wilayah
Potensial terjadinya Bencana Banjir dan Longsor, di Kecamatan Kulawi sendiri
memiliki catatan riwayat bencana banjir yang telah terjadi pada tanggal 13
Desember 2019 di Desa Bolapapu, pada tanggal 6 April 2020 di Desa Salua dan
desa Namo, dan kembali terjadi lagi pada tanggal 8 Agustus 2020 di Desa
Bolapapu, Banjir bandang di Desa Bolapapu yang terjadi pada tanggal 8 Agustus
2020, untuk itu pemetaan daerah rawan banjir diperlukan untuk meminimalisir
dampak dari bencana banjir tersebut. Pemetaan daerah rawan banjir dapat dibuat
dengan bantuan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG), yaitu untuk
identifikasi dan pemetaan kawasan yang berpotensi banjir. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui luas daerah sebaran tingkat kerawanan banjir menggunakan
Analisis Spasial di sub DAS Miu Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi Provinsi
Sulawesi Tengah.
Penelitian dilaksanakan di bulan Februari sampai April 2020, yang
bertempat di sub DAS Miu Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi
Sulawesi Tengah menggunakan metode skoring dan tumpangsusun (overlay).
Parameter yang digunakan berupa data spasial (peta) curah hujan, kemiringan
lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, ketinggian/elevasi, dan buffer sungai untuk
mendapatkan hasil berupa daerah rawan banjir di sub DAS Miu.
Hasil penelitian tingkat kerawanan banjir di sub DAS Miu dengan luas
38.595,45 Ha, diperoleh kelas kerawanan banjir yaitu: Tidak rawan seluas 34.947
Ha (90,54%), rawan 3.630,67 Ha (9,40%) dan sangat rawan 17,05 Ha (0,04%).
Desa dengan daerah rawan banjir terluas adalah: Winatu (23,08 Ha), Bolapapu
(7,94 Ha), Namo (3,14 Ha), Salua (1,99 Ha), Mataue (1,73 Ha), dan Tangkulowi
(1,11 Ha). Desa di bagian hulu umumnya merupakan desa tidak rawan banjir.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Commentary on: | Eprints 0 not found. |
Divisions: | Fakultas Kehutanan > Kehutanan |
SWORD Depositor: | Users 0 not found. |
Depositing User: | Users 0 not found. |
Date Deposited: | 22 Jan 2025 07:16 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 07:14 |
URI: | https://repository.untad.ac.id/id/eprint/106321 |
Baca Full Text: | Baca Sekarang |