ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PADA ZONA RAWAN BENCANA (ZRB) 1-3 KELURAHAN BALAROA KOTA PALU

Aprilia Eka Pratiwi, dengan judul “Arahan Pengembangan Kawasan
Permukiman Pada Zona Rawan Bencana (ZRB) 1-3 Kelurahan Balaroa Kota Palu” dibimbing oleh Lutfi dan Aziz Budianta.
Secara Geografi, Kota Palu memiliki kerentanan terhadap potensi bencana gempa bumi, tsunami bahkan likuefaksi terbukti dengan adanya bencana alam 28 september 2018 silam. Dengan kondisi seperti ini, maka penting dilakukan sebuah penelitian tentang arahan pengembangan kawasan permukiman pasca bencana.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan permukiman pada Zona Rawan Bencana (ZRB) 1-3 Kelurahan Balaroa Kota Palu.
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif dengan teknik analisis yaitu analisis penggunaan lahan dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil analisis peta penggunaan lahan di Kelurahan Balaroa sebelum terjadi bencana, penggunaan lahan terbesar di dominasi oleh permukiman seluas 79.89 Ha, dan penggunaan lahan terkecil adalah perkebunan seluas 7.84 Ha, tanah kosong seluas 40,41 Ha, dan tegalan ladang seluas 37,86 Ha. Penggunaan lahan pasca bencana pada tahun 2023 didominasi oleh permukiman dengan luasan 113.03 Ha dan penggunaan lahan terkecil ialah tegalan/ladang dengan luasan 1.42 Ha.
Arahan dirumuskan dalam beberapa hal seperti pembangunan hunian tetap atau permukiman masyarakat dilakukan pada zona aman (ZRB 1 dan ZRB 2), dengan memperhatikan tingkat kerawanan bencana dan standart SNI yang berlaku. Pada ZRB 3 melakukan pengembangan penguatan kualitas bangunan gedung baik hunian tetap maupun rekonstruksi bangunan sarana dan prasarana yang tahan terhadap bencana sesuai standar SNI yang berlaku, kawasan yang belum terbangun di arahkan untuk perkebunan atau area terbuka (RTH) dalam bentuk taman, tugu atau elemen memorial.
Kata Kunci: Bencana, Permukiman, Zona rawan Bencana, Analisis SWOT