ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DALAM TATA RUANG WILAYAH PASCA GEMPA 28 SEPTEMBER 2018 DI KECAMATAN BIROMARU KABUPATEN SIGI

ADI KURNIAWAN SETIYANTO (2022) ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DALAM TATA RUANG WILAYAH PASCA GEMPA 28 SEPTEMBER 2018 DI KECAMATAN BIROMARU KABUPATEN SIGI. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK

Pada 28 September 2018 gempa berkekuatan Mw 7.5 mengguncang Kota Palu, Sigi dan Donggala, gempa yang bepusat di sekitar Desa Jono Oge dan Desa Tondo Sirenja Kecamatan Sirenja yang telah mengakibatkan korban jiwa dan harta benda. Kecamatan Biromaru ternasuk salah satu daerah yang terdampak gempa bumi, pasca kejadian gempabumi. Kecamatan Biromaru memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap ini merupakan upaya untuk memulihkan kembali daerah yang terdampak bencana pada 28 september 2018 dengan melakukan kembali pembangunan atau perbaikan sarana dan prasanana umum Ketahanan wilayah dapat tercapai jika unsur-unsur geologi lingkungan dapat diintregasikan dalam rencana tata ruang wilayah. Oleh karena itu analisis geologi lingkungan ini ditunjukan untuk memberikan gambaran tingkat keleluasaan penggunaan lahan Metoda yang digunakan untuk menunjang pemetaan geologi lingkungan yaitu berdasarkan pada analisis aspek geologi lingkungan seperti faktor kondisi fisik topografi, geologi, keairan dan unsur lainnya yang terkait, seperti penggunaan lahan dan rencana tata ruang wilayah. Berdasarkan hasil analisis menujukan 4 zona keleluasaan untuk pengembangan wilayah Biromaru, yakni leluasa yang terletak di daerah Kalukubula, Lolu dan Mpanau. Zona cukup leluasa terletak di daerah Jono Oge, Pombewe, Ngatabaru dan Loru. Zona agak leluasa Terletak di daerah Pombewe, Loru dan Ngatabaru. dan Zona kurang leluasa terletak di daerah Pombewe, Loru dan Ngatabaru. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi tata ruang yang ada. Evaluasi terhadap tata ruang menunjukan kawasan yang saat ini merupakan kawasan budi daya berada pada zona leluasa - cukup leluasa dan kawasan lindung berada di zona agak leluasa – kurang leluasa. Dengan demikian pengembangan kegiatan industri dalam kawasan budi daya harus mempertimbangkan masalah tanah lunak, sedangkan kawasan budi daya yang masuk kawasan lindung harus mempertimbangkan faktor keselamatan, dalam gal ini harus disesuaikan dengan aspek bahaya geologi yang ada pada kawasan tersebut.

Kata kunci: Gempa Bumi, Tata Ruang, Geologi Lingkungan

Item Type: Thesis (Sarjana)
Commentary on: Eprints 0 not found.
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Geologi
SWORD Depositor: Users 0 not found.
Depositing User: Users 0 not found.
Date Deposited: 22 Jan 2025 07:16
Last Modified: 06 Feb 2025 07:14
URI: https://repository.untad.ac.id/id/eprint/107069
Baca Full Text: Baca Sekarang

Actions (login required)

View Item
View Item