MUH. JUSMAN RAU (2023) DETERMINASI HAMBATAN SOSIAL DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KABUPATEN DONGGALA. Doktoral thesis, Universitas Tadulako.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK
Muhammad Jusman Rau, Stambuk B 10317023, Determinasi Hambatan Sosial Dalam
Pencegahan Stunting di Kabupaten Donggala, Pembimbing Promotor Daswati, Ko- Promotor Rosmala Nur.
Pengetahuan mengenai makanan sehat untuk bayinya tidak bisa masuk dalam koridor
nilai yang dianggap berharga oleh mereka. Balita mereka makan apa yang mereka makan tanpa
memperhitungkan asupan gizi yang masuk. Sementara itu, masyarakat belum menganggap
stunting sebagai masalah serius, pengetahuan bahwa bayi mereka mengalami gizi bermasalah
mengalami penolakan (resistensi) akan keadaan sebenarnya balita. Masalah perilaku positif atau
negatif terhadap pengetahuan kesehatan anak, sangat terkait dengan harga diri dan identitas
kelompok masyarakat yang terus berproses. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui secara konseptual dan praksis hambatan
sosial (berupa tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, status ekonomi,
budaya, dan pantangan makan) terhadap lahirnya resistensi sosial (penolakan keluarga terhadap
pelabelan stunting) dalam penanganan stunting. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Batusuya, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi
Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian sebagai berikut : pendidikan, pekerjaan, dan suku/budaya/tradisi bukan
menjadi halangan sosial; serta pengetahuan, beban ekonomi, pendapatan, pantangan makan,
BBLR dan Penerapan 1000 HPK menjadi halangan sosial bagi keluarga. Resitensi sosial yang
dimiliki keluarga di wilayah kerja Puskesmas Batusuya masuk kategori resitensi sosial tertutup.
Banyak ibu yang menganggap bahwa stunting merupakan penyakit, namun setelah diberitahu
oleh petugas kesehatan, mereka sudah mulai memahami bahwa stunting bukan penyakit, tetapi
gangguan dan kekurangan gizi akibat perilaku ibu pada masa kehamilan dan perawatan anak
minimal pada masa balita.
Kesimpulan penelitian adalah pantangan makan menjadi halangan sosial dalam
melakukan perawatan terhadap anak stunting, hal ini dibuktikan dengan banyaknya makanan
bergizi yang dipantang seperti ikan pari dan buah mangga. Selain itu ditemukan resistensi sosial
tertutup yang merupakan bentuk penolakan secara tertutup atau tersembunyi yang dilakukan
oleh keluarga dalam bentuk ketidakpatuhan keluarga dalam pengasuhan atau perawatan anak
sehingga anak mengalami stunting. Budaya baru adalah aksi keluarga untuk melakukan
perawatan dan pengasuhan kepada balita stunting secara komprehensif dengan mengkolaborasi
aspek-aspek pemenuhan asupan gizi dan peningkatan ekonomi keluarga. Disarankan pemerintah
daerah untuk mengedukasi dan mengubah cara berpikir masyarakat dengan mengubah cara
berpikir mereka bahwa stunting bukan penyakit tetapi gangguan pertumbuhan.
Kata Kunci : Hambatan Sosial, Penanganan, Stunting.
Item Type: | Thesis (Doktoral) |
---|---|
Commentary on: | Eprints 0 not found. |
Divisions: | Pascasarjana > Doktoral Ilmu Sosial |
SWORD Depositor: | Users 0 not found. |
Depositing User: | Users 0 not found. |
Date Deposited: | 22 Jan 2025 07:16 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 07:14 |
URI: | https://repository.untad.ac.id/id/eprint/108064 |
Baca Full Text: | Baca Sekarang |