FAKTOR RISIKO KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU

Tuberkulosis penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis. Menurut WHO dalam Global Tuberculosis Report tahun 2022 meyatakan bahwa Seperempat dari populasi global diperkirakan telah terinfeksi bakteri TB. Tuberkulosis penyebab utama kematian ke-13 dan pembunuh menular terkemuka kedua setelah Covid-19 (di atas HIV/AIDS) sekitar 9,9 orang meninggal dunia di akibatkan TB Paru dengan kasus terbanyak berada di Wilayah Asia Tenggara (43%), Afrika (25%) dan Pasifik Barat (18%). Tahun 2023 sebanyak 1240 kasus dengan jumlah kasus termaksud tinggi pada Puskesmas Sangurara sebanyak 104 kasus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sangurara Kota Palu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan case control. Sampel keseluruhan sebanyak 80 responden terdiri dari sampel kasus sebanyak 40 dan kontrol sebanyak 40 responden yang di ambil melalui teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner, analisis data yang digunakan terdiri dari univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepadatan hunian (OR=4,188 dan 95% CI =1,436-12,218), pencahayaan (OR=3,400 dan 95% CI =1,156-9,996), ventilasi (OR=5,174 dan 95% CI =1,676-15,975), dan kelembaban (OR=3,769 dan 95% CI =1,205-11,789) merupakan faktor risiko kejadian TB Paru. Sedangkan pada kontak serumah (OR=0,583 dan 95% CI =0,209-1,631), merupakan faktor protektif pada kejadian TB Paru. Kesimpulan yaitu, kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi dan kelembaban merupakan faktor risiko sedangkan kontak serumah merupakan faktor protektif pada kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sangurara Kota Palu. Saran untuk pihak Puskesmas Sangurara agar dapat meningkatkan penemuan kasus serta pengobatan dan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan faktor Risiko TB Paru.