FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PLTD BANGKIR ECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLI TOLI

ABSTRAK
YUSRIL MAHENDRA. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Keluhan Gangguan Pendengaran pada Pekerja di PLTD Bangkir Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli Toli (di bawah bimbingan Lusia Salmawati).

Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako
Agustus 2020

Salah satu faktor lingkungan kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja adalah kebisingan. Indonesia termasuk empat negara di Asia Tenggara dengan prevalensi gangguan pendengaran yang cukup tinggi (4,6%), tiga negara lainnya adalah Sri Langka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan India (6,3%). Berdasarkan studi pendahuluan, tingkat kebisisngan di area PLTD Bangkir mencapai 97,4 dB sedangkan menurut peraturan menteri tenaga k/erja dan transmigrasi BAB II Pasal 4 tahun 2011 bahwa NAB kebisingan di tetapkan sebesar 85 dB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan masa kerja, lama kerja, kebiasaan merokok, dan pengguanaan Alat Pelindung Telinga (APT). Jenis penelitian menggunakan kuantitatif analitik dengan desain cross sectional, dengan total sampling sebanyak 32 pekerja. Pengumpulan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan masa kerja, dan penggunaan Alat Pelindung Telinga terhadap keluhan gangguan pendengaran, sementara variabel kebiasaan merokok tidak berhubungan dengan hasil (?=0,124<0,05). Disarankan agar pihak perusahaan mengisi kembali posisi supervisor k3 di PLTD Bangkir dan meningkatkan promosi k3 di lingkungan PLTD serta memasang rambu-rampu tentang area wajib menggunakan APD terutama di area yang bisingnya tinggi serta melakukan pemeriksaan audiometri secara berperiodik agar keluhan yang dialami oleh pekerja tidak bertambah parah.

Kata Kunci: Gangguan pendengaran, penggunaan APT, kebisingan