HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN BERAT BADAN LAHIR ANAK TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARAWOLA KABUPATEN SIGI

Masalah anak pendek (stunting) merupakan permasalahan gizi yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia, Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 Standar Deviasi (SD) sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek). Prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 29,7%, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia sebesar 36,8% kabupaten/kota di Sulawesi tengah yaitu sebesar 40,7%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu dan riwayat berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi. Metode penelitian yaitu kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi sebanyak 442 orang dan sampel sebanyak 204 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, wawancara kuesioner, melihat catatan buku KIA dan melihat riwayat berat badan lahir bayi. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-square dengan taraf signifikan p-value (0,05), hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antenatal care dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi p-value = 0,682 (>0,05). Terdapat hubungan pertambahan berat badan ibu dan riwayat berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi p- value = (0,000) (<0,05).
Kata Kunci : Antenatal care,Berat Badan, Panjang Badan, Stunting