IDENTIFIKASI TINGKAT RISIKO LERENG PADA RUAS JALAN NUPABOMBA - KEBUN KOPI BERDASARKAN METODE IN SLOPE

Terjadinya gerakan tanah atau tanah longsor di lakukan perbaikan dan pemeliharaan yang diperlukan untuk menstabilkan lereng biasanya dilakukan dengan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu perbaikan berupa tindakan perbaikan lereng setelah terjadinya peristiwa longsor dan pemeliharaan serta perbaikan lereng yang terjadwal sebelum terjadinya bencana keruntuhan. Sistem penilaian lereng yaitu untuk memprediksi kemungkinan terjadinya dan tingkat keparahan tanah longsor atau gerekan tanah di suatu ruas jalan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Dalam peneliatian survey identifikasi tingkat risiko lereng yang dipakai yaitu metode aplikasi In slope berdasarkan tatacara pembobotan nilai yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2022. In slope merupakan aplikasi untuk membantu proses input data tingkat risiko lereng yang berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) (Jaja and Dinny, 2022).Dalam metode In Slope untuk menentukan nilai tingkat risiko lereng (R) menggunakan dua nilai yaitu : Nilai bahaya lereng jalan (H) dan Nilai konsekuensi lereng jalan (C). Dari 9 lereng tersebut diperoleh tingkat risiko lereng berupa 1 lereng dengan tingkat risiko rendah (lereng 1), 6 lereng dengan tingkat risiko sedang (lereng 2,3,4,5,7,dan 9), dan 3 lereng dengan tingkat risiko tinggi (lereng 6 dan 8).