Kajian Aspalek Teknis Relokasi Rumah Tinggal Sekitar Alur Patahan Palu Koro

Penelitian ini berfokus pada aspek teknis relokasi rumah tinggal pascabencana gempa bumi yang terjadi pada 28 September 2018 di wilayah Palu, Donggala, dan Sigi. Gempa berkekuatan 7,7 SR tersebut menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, termasuk perumahan di empat kabupaten yang terdampak. Tujuan utama penelitian ini adalah menilai kerentanan hunian tetap (HUNTAP) yang direlokasi terhadap risiko bencana di masa depan dan mengevaluasi aspek teknis lokasi relokasi berdasarkan kriteria risiko, seperti gempa bumi, banjir, longsor, tsunami, likuefaksi, lintasan pesawat udara, dan arus tegangan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) dan standar penilaian risiko AS/NZS ISO 31000, yang memfokuskan pada identifikasi dan evaluasi terhadap 45 subkriteria risiko. Hasil penelitian ini mengidentifikasi risiko prioritas utama, yaitu banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, likuefaksi, tegangan arus tinggi, dan lintasan pesawat. Berdasarkan analisis, beberapa lokasi relokasi menunjukkan kategori risiko tinggi, terutama terhadap bencana gempa bumi, banjir, dan longsor, yang memerlukan perhatian serta langkah mitigasi segera. Beberapa daerah relokasi teridentifikasi memiliki potensi risiko yang signifikan. Seperti, Tondo dan Talise sangat rentan terhadap banjir kiriman, sedangkan wilayah Donggala, khususnya di sekitar Loli Tasiburi, Loli Dondo, Wani, Tompe, dan Tanjung Padang, juga berada dalam risiko tinggi. Daerah Petobo dan Balaroa tercatat memiliki sejarah likuefaksi signifikan, dan kawasan Lende, Lampio, serta Loli Tasiburi diketahui rentan terhadap tsunami. Penelitian ini merekomendasikan mitigasi melalui perbaikan infrastruktur, penguatan sistem peringatan dini, dan penataan ulang kawasan berisiko tinggi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan dan keamanan hunian di lokasi relokasi serta memberikan panduan bagi perencanaan risiko bencana yang lebih baik di masa yang akan datang.

Kata Kunci: Relokasi Hunian, Palu Koro, Risiko Bencana, Mitigasi Bencan