KAJIAN GEOLOGI LINGKUNGAN UNTUK PENGEMBANGAN POLA RUANG DI KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

ABSTRAK
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Morowali, Kecamatan
Bungku Barat rentan terhadap proses-proses tektonik aktif karena dilewati oleh sesar
aktif Matano. Oleh karena itu, kabupaten morowali sangat rentan terhadap gempa
bumi besar, tsunami, dan banjir. Perubahan iklim dimasa mendatang cenderung
memperbesar intensitas badai ekstrem yang mengakibatkan banjir besar. Penataan
ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan dengan melakukan kajian geologi lingkungan di Kecamatan Bungku
Barat, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan
adalah pembobotan (scoring) dan tumpang susun (overlay). Pembobotan dilakukan
secara Analytical Hierarchy Process (AHP), kemudian tumpang susun dilakukan
menggunakan analisis spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan
keleluasaan pola ruang. Berdasarkan hasil penelitian maka kondisi geologi
lingkungannya yaitu rawan banjir (33,5%), rawan gerakan tanah (27,5%), rawan
abrasi/gelombang pasang (11,9%), air tanah (10,1%), kemiringan lereng (9,5%), sifat
batuan/tanah (4,7%), dan bahan galian (2,9%). Tingkat keleluasaan Kecamatan
Bungku Barat yang terdiri dari zona leluasa (4,8%), cukup leluasa (52,2%) dan agak
leluasa (43%). Berdasarkan zona tersebut dibuat peta geologi lingkungan yang terdiri
dari 3 satuan yaitu satuan geologi lingkungan 1 (GL-1), satuan geologi lingkungan 2
(GL-2) dan satuan geologi lingkungan 3 (GL-3). Rekomendasi pemanfaatan ruang
untuk daerah penelitian berdasarkan Peraturan daerah yaitu kawasan cagar alam dan
kawasan hutan lindung sebaiknya tetap dipertahankan, sedangkan berdasarkan geologi
lingkungan, daerah yang berada pada kawasan rawan bencana perlu untuk direlokasi
dan/atau direhabilitasi.
Kata kunci: pola ruang, analytical hierarchy process (AHP), geologi lingkungan.