KEANEKARAGAMAN JENIS-JENIS BAMBU (Bambuseae) DI HUTAN DESA NAMO KECAMATAN KULAWI KABUPATEN SIGI

SUKRI RANDINGAN (2023) KEANEKARAGAMAN JENIS-JENIS BAMBU (Bambuseae) DI HUTAN DESA NAMO KECAMATAN KULAWI KABUPATEN SIGI. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.

Full text not available from this repository.

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam (SDA)
yang sangat melimpah. Salah satu SDA yang ada di Indonesia adalah tumbuhan
bambu. Bambu termasuk dalam family poaceae. Indnesia memiliki kurang lebih
11,5?ri jenis bambu di dunia yang terdiri atas 1.439 jenis bambu dari 116
marga. Bagian Timur Indonesia menjadi tempat potensi untuk bambu tumbuh dan
berkembang. Bambu (Bambuseae) adalah salah satu tumbuhan hasil hutan bukan
kayu yang banyak tumbuh di hutan sekunder dan hutan terbuka, walaupun ada
beberapa diantaranya yang tumbuh di hutan primer. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan bambu (Bambuseae).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2023. Bertempat
di Hutan Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan plot ganda yang
di letakan secara sistematis. Berdasarkan peta lokasi penelitian, luas areal Hutan
Desa Namo yaitu 490 Ha. Diperkirakan sekitar ± 6 ha luas areal tersebut
merupakan habitat tumbuhan bambu diambil Intensitas Sampling sebanyak 10%
sehingga luas areal yang akan diamati adalah seluas 0,6 ha., Selanjutnya di buat
plot ganda berukuran 20 m x 20 m sebanyak 15 plot dengan jarak antar plot
sejauh 50 m.
Hasil penelitian yang dilaksanakan di kawasan Hutan Desa Namo
Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi, ditemukan 3 jenis Bambu. Adapun 3 jenis
Bambu yang ditemukan semuanya berasal dari Famili yang sama. Bambu talang
memiliki jumlah individu yang paling besar dengan jumlah 3.702 individu, lalu
diikuti oleh bambu ater dengan jumlah idividu 1.969, sedangkan bambu betung
dengan jumlah individu 237 lebih rendah dari jenis bambu lain, jenis bambu ini
paling sedikit dijumpai pada lokasi penelitian karena pengambilan yang intens
pada jenis bambu betung sedangkan jenis bambu lain jarang dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk kebutuhan ekonomi.. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman
jenis (H’) bambu pada lokasi penelitian didapatkan hasil keanekaragaman
tergolong rendah dengan nilai (H) sebesar (0,79), yang artinya stabilitatas
keanekaragaman bambu pada lokasi penelitian terhitung tidak stabil. Tidak
stabilnya keanekaragaman jenis bambu karena lokasi penelitian merupakan
kawasan hutan desa yang pemanfaatannya diperuntukkan masyarakat, sehingga
peluang pengambilan bambu yang intens oleh masyarakat sangat terbuka luas
untuk pemanfaatan. Eksploitasi yang berlebihan akan menyebabkan menurunnya
kelimpahan atau jumlah individu jenis-jenis yang dieksploitasi yang pada
akhirnya mengakibatkan kelangkaan atau kepunahan dari jenis-jenis tersebut.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Commentary on: Eprints 0 not found.
Divisions: Fakultas Kehutanan > Kehutanan
SWORD Depositor: Users 0 not found.
Depositing User: Users 0 not found.
Date Deposited: 22 Jan 2025 07:16
Last Modified: 06 Feb 2025 07:14
URI: https://repository.untad.ac.id/id/eprint/116061
Baca Full Text: Baca Sekarang

Actions (login required)

View Item
View Item