KELAS AKTIVITAS TEKTONIK SUB DAS WUNO SUB DAS NGANGABOMBA SUB DAS KURAYA DAN SUB DAS WERA BERDASARKAN ANALISIS MORFOTEKTONIK

Diketahui pada 28 September 2018 terjadi bencana yang meluluhlantahkan Kota Palu dan sekitarnya. Oleh karena itu daerah ini sangat menarik untuk diteliti dalam mengidentifikasi aktivitas tektonik. Daerah penelitian terletak di Sub DAS Wuno, Sub DAS Ngangabomba, Sub DAS Kuraya, dan Sub DAS Wera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi morfologi, morfometri, morfotektonik, dan tingkat aktivitas tektonik berdasarkan Indeks Tektonik Aktif (IAT) di daerah penelitian. Ekstraksi data diperoleh dari Citra DEMNAS. Dalam mengidentifikasi aktivitas tektonik ini, dilakukan analisis morfologi, analisis morfometri DAS dan analisis morfotektonik dengan 6 Parameter yaitu Hipsometrik Integral (HI), Indeks Daerah Aliran Sungai (BS), Faktor Asimetri (Af), Indeks Gradien Panjang Sungai (SL), Sinusitas Muka Pegunungan (Smf), dan Rasio Perbandingan Lebar Dasar Lembah dan Tinggi Lembah (Vf ratio). Hasil analisis dari ke enam aspek morfometri DAS, selanjutnya diolah untuk menentukan Indeks Aktivitas Tektonik (IAT). Hasil analisa menunjukan bahwa tingkat aktivitas tektonik pada daerah penelitian berdasarkan perhitungan Indeks Aktivitas Tektonik (IAT) pada empat Sub DAS seluas 306,83 km2, disimpulkan bahwa bagian Barat daerah penelitian sekitar 36,57 km2 meliputi Sub DAS Ngangabomba dan Sub DAS Kuraya memiliki tingkat aktivitas tektonik tinggi/ kelas 2. Sedangkan bagian Timur dan Sebagian bagian Barat daerah penelitian sekitar 270,26 km2 yang merupakan Sub DAS Wuno dan Sub DAS Wera memiliki tingkat aktivitas tektonik menengah/ kelas 3. IAT sangat erat korelasinya dengan kondisi geologi yang tercermin pada bentuk morfologi, batuan penyusun, pengaruh deformasi dan erosi. Hasil ini sesuai dengan pengamatan morfologi lapangan.