KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN ZONA KAWASAN PERMUKIMAN BARU PASCA GEMPA DI KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

Pada tanggal 28 September 2018 terjadi bencana alam alam di Kota Palu telah memberikan dampak kerusakan akibat dari gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. Dampak kerusakan yang dimaksud seperti lingkungan yang ada di Kota Palu khususnya kerusakan yang terjadi di sebuah permukiman yang dimana lahan permukiman tersebut sudah tidak layak lagi untuk dibangun sebuah permukiman kembali karena perubahan lahan yang sangat drastis. Dari hal itu pemerintah Kota Palu menyediakan Permukiman Baru (Hunian tetap ) untuk korban yang terdampak bencana alam yang kondisi rumah korban hancur total (tidak dapat ditinggali kembali). Dalam penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan mengevaluasi kesesuaian lahan hunian tetap di Kecamatan Mantikulore Kota Palu
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang didapatkan diolah dan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis overlay kesesuaian lahan yang terdiri dari beberapa parameter yaitu, kemiringan lereng, kerawanan banjir, bahaya longsor, drainase tanah dan erosi permukaan serta melihat zona rawan bencana alam pada kecamatan mantikulore.
Hasil analisis di ketahui luas untuk kategori sesuai adalah 2.173,77 hektar, luas untuk kategori cukup sesuai/sesuai bersyarat sedangkan luas untuk kategori sesuai bersyarat adalah 3.023,05 hektar sedangkan luas untuk kategori tidak sesuai adalah 14.917,67 hektar dari luas keseluruhan yang ada di Kecamatan Mantikulore.
Kesimpulan dari penelitian dengan penjumlahan dari parameter-parameter peruntukan kesesuaian lahan maka lokasi hunian tetap atau seluruh lokasi hunian tetap tondo 1 merupakan sebagian wilayah hunian tetap tondo 1 sesuai dan sebagiannya cukup sesuai atau sesuai bersyarat, hunian tetap tondo 2 dan hunian tetap talise valangguni berada di lahan yang cukup sesuai atau sesuai bersyarat untuk permukiman lahan mempunyai beberapa faktor penghambat non permanen.