MIKROHABITAT BUATAN DENGAN BAHAN MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BANGGAI CARDINAL FISH (Pterapogon Kauderni)

HABIBULLAH S. MANANGKA (2024) MIKROHABITAT BUATAN DENGAN BAHAN MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BANGGAI CARDINAL FISH (Pterapogon Kauderni). Sarjana thesis, Universitas Tadulako.

Full text not available from this repository.

Abstract

Habibullah S Manangka (O 271 17 046). Pengaruh Perbedaan Mikrohabitat
Buatan terhadap Kelangsungan hidup Ikan Banggai Cardinal Fish (Pterapogon
Kauderni Koumans, 1933).
Dosen Pembimbing Utama: Dr.Ir. H. Samliok Ndobe, M, Si
Dosen Pembimbing Anggota: Aswad Eka Putra, S.Pi., M.Si
Ikan hias endemik Capungan Banggai (Pterapogon kauderni) adalah salah satu
spesies dari 20 kelompok spesies prioritas konservasi di Indonesia. Ikan Capungan
Banggai (Pterapogon kauderni) ini penyebaran alaminya secara endemik di Kepulauan
Banggai dan sekitarnya, Sulawesi Tengah. Jenis ikan ini termasuk ke dalam jenis ikan
laut dari famili Apogonidae yang umumnya hidup di sekitar pantai, karang dan lamun,
namun ada juga yang hidup di daerah pasang surut yang dangkal dan perairan yang
lebih dalam (Wijaya, 2010). Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Capungan Banggai
(Pterapogon kauderni) adalah setelah telur dibuahi, induk jantan akan mengerami
telurnya (bersifat parentalcare) hingga menjadi larva (Vagelli, 2005 dalam Ndobe,
dkk., 2013).
Sintasan merupakan persentase jumlah ikan yang hidup pada akhir
pemeliharaan dibagi dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan (Effendie, 1997).
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pemeliharaan ikan Capungan Banggai yang
tertera pada Gambar 4-1, sintasan tertinggi pada perlakuan B lidi ijuk (kepadatan 4
ekor/10 L) yaitu 100% diikuti perlakuan C bambu (kepadatan 4 ekor/10 L) yaitu 95,1?n sintasan terendah pada perlakuan A kawat besi (kepadatan 4 ekor/10 L) yaitu
75,3%. Perbedaan sintasan pada masing-masing perlakuan terjadi karena adanya
perbedaan media mikrohabitat
Tingginya nilai sintasan dipengaruhi karena kualitas air yang cukup baik bagi
kelangsungan hidup ikan Capungan Banggai (Pterapogon kauderni). Tingginya
sintasan pada perlakuan B dibandingkan dengan sintasan pada perlakuan C dan A
disebabkan karena kualitas air air yang tidak cukup baik di akibatkan oleh korosi dari
media diperlakuan A sehingga menyebabkan penurunan kualitas air . Menurut Fontana
dan Greene (1978) serta Uhlig dan Revie (1985) bahwa korosi logam berat seperti besi,
tembaga, dan seng dapat mencemari air. Logam berat ini berpengaruh bagi organisme
laut terhadap ketahan tubuh sehingga dapat menyebabkan stress dan kematian .
Perlakuan B merupakan perlakuan yang optimal untuk kegiatan pemeliharaan ikan
Capungan Banggai (Pterapogon kauderni) dikarenakan ikan terlihat aktif dalam wadah
pemeliharaan dikarenakan ikan telah mampu beradaptasi sangat baik dengan
lingkungan dalam wadah pemeliharaan (Andayani dkk., 2018).
Kata Kunci: Ikan Capungan Banggai, mikrohabitat, sintasan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Commentary on: Eprints 0 not found.
Divisions: Fakultas Peternakan dan Perikanan > Akuakultur
SWORD Depositor: Users 0 not found.
Depositing User: Users 0 not found.
Date Deposited: 22 Jan 2025 07:16
Last Modified: 06 Feb 2025 07:14
URI: https://repository.untad.ac.id/id/eprint/120425
Baca Full Text: Baca Sekarang

Actions (login required)

View Item
View Item