PALEOEKOLOGI BATUGAMPING BERDASARKAN KANDUNGAN FORAMINIFERA BESAR PADA DAERAH ENU HINGGA BATUSUYA KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

ABSTRAK

Paleoekologi menjadi salah satu faktor untuk mengetahui proses evolusi dan adaptasi perkembangbiakan makhluk hidup ataupun organisme pada masa lampau hingga sekarang dengan merekonstruksi sejarah geologi yang dilakukan melalui pengamatan fosil-fosil tertentu yang terdapat pada lapisan batuan. Hal inilah yang menjadi alasan penting untuk mengetahui dan mempelajari paleoekologi dan data detail pertumbuhan lingkungan purba yang terekam pada Batugamping Daerah Enu hingga Batusuya Kabupaten Donggala yang termasuk dalam anggota Endapan Molasa Sulawesi. Tujuan dari penelitian ini mengetahui jenis litologi batugamping daerah penelitian menggunakan metode pengukuran stratigrafi terukur, menganalisis kandungan foraminifera besar dalam batugamping pada daerah penelitian berdasarkan pengamatan petrografi sayatan tipis dan mengetahui paleoekologi daerah penelitian berdasarkan parameter suhu, salinitas, kedalaman, kekeruhan air dan pengaruh gelombang (arus). Metode penelitian terdiri atas empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengambilan data, tahap analisa data dan tahap penyusunan laporan. Berdasarkan hasil analisis sayatan petrografi maka batugamping di daerah penelitian terdiri dari batugamping Wackestone, Packstone, Grainstone dan Framestone (Embry and Klovan, 1972). Umur batugamping daerah penelitian yaitu Miosen Awal-Miosen Tengah, yang terbentuk pada lingkungan lagoon, backreef shelf, reef, dan forereef shelf. Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis terdapat 24 spesies foraminifera besar yang teridentifikasi dalam sayatan tipis batugamping. Paleoekologi batugamping daerah penelitian terbentuk pada suhu isoterm 15ºC atau dalam kondisi hangat dengan kedalaman 0-130 m, salinitas hypohaline-seawater, dengan kondisi gelombang arus dan kekeruhan air yang relatif kuat hingga tenang dengan kekeruhan air turbulen hingga laminar.
Kata kunci : Batugamping, Pengukuran Stratigrafi Terukur, petrografi , Foraminifera Besar, Paleoekologi.
ABSTRACT
Paleoecology is a factor to determine the evolutionary process and adaptation to the reproduction of living things or nature from the past to the present by reconstructing geological history by observing certain fossils found in rock layers. This is an important reason to know and study the paleoecology and details of ancient growth data recorded in Limestones from the Enu to Batusuya Regions, Donggala Regency, which is included in the Sulawesi Molasa Deposits. from this study to determine the type of limestone lithology in the study area using the detection stratigraphic measurement method, analyzing the content of large foraminifera in limestone in the study area based on thin-slice petrographic observations and knowing the paleoecology of the study area based on the parameters of temperature, salinity, depth, air turbidity and the influence of waves (currents). The research method consists of four stages, namely the preparation stage, the data collection stage, the data analysis stage and the report preparation stage. Results Based on the petrographic incision analysis, the limestones in the study area consist of Wackestone, Packstone, Grainstone and Framestone limestones (Embry and Klovan, 1972). The age of limestone in the study area is Early Miocene-Middle Miocene, which is formed in the lagoon, backreef shelf, reef, and forereef shelf environments. Based on microscopic observations, there are 24 species of large foraminifera present in a thin slice of limestone. Paleoecology of limestone in the study area is formed at an isothermic temperature of 15ºC or in warm conditions with a depth of 0-130 m, hypohaline-seawater salinity, with current wave conditions and air turbidity that is relatively strong to calm with turbulent to laminar water turbidity.

Keywords: Limestone, measuring section (MS) , Petrographic , Large Foraminifera, Paleoecology