PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT PADA BUNGKIL INTI SAWIT SEBELUM FERMENTASI TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, LEMAK KASAR DAN BAHAN ORGANIK AYAM RAS PETELUR FASE Layer

JUDICA ADELIANUS (2022) PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT PADA BUNGKIL INTI SAWIT SEBELUM FERMENTASI TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, LEMAK KASAR DAN BAHAN ORGANIK AYAM RAS PETELUR FASE Layer. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.

Full text not available from this repository.

Abstract

RINGKASAN
Judica Adelianus (O12118123). Pengaruh Penambahan Ammonium Sulfat pada Bungkil Inti Sawit Sebelum Fermentasi terhadap Kecernaan Serat Kasar, Lemak Kasar dan Bahan Organik Ayam Ras Petelur Fase Layer. (Burhanudin Sundu dan Ummiani Hatta, 2022).
Ransum merupakan biaya terbesar dari seluruh biaya produksi yakni sekitar 70-80%. Salah satu upaya untuk menekan biaya pakan yaitu dengan memanfaatkan limbah seperti bungkil inti sawit (BIS) melalui proses bioteknologi fermentasi oleh mikroba. Penambahan ammonium sulfat (AS) dalam bungkil inti sawit fermentasi (BISF) diharapkan dapat meningkatkan kualitas ransum ayam petelur, sehingga dapat menaikkan nilai kecernaan pada ayam petelur. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian bungkil inti sawit fermentasi yang ditambahkan ammonium sulfat dalam ransum ayam petelur tentang kecernaan serat kasar, lemak kasar dan bahan organik. Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang percobaan Laboratorium Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, di Desa Sibalaya Selatan, Kabupaten Sigi, Kecamatan Tanambulava, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian dilaksanakan selama 4 minggu terhitung dari tanggal 1 Oktober – 30 Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan ayam ras petelur umur 32 minggu sebanyak 40 ekor dan ditempatkan pada petakan kandang baterai berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap petak ditempatkan 2 ekor ayam ras petelur. Perlakuan meliputi: P0= 100% Ransum basal; P1= 80% Ransum basal + 20% BIS; P2= 80% Ransum basal + 20% BISF; P3= 80% Ransum basal + (20% BISF dengan 3% AS); P4= 80% Ransum basal + (20% BISF dengan 6% AS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernaan serat kasar tertinggi pada perlakuan tanpa penambahan bungkil inti sawit, kecernaan lemak kasar tertinggi pada ransum kontrol dan kecernaan bahan organik pada P2 dan P3 menyamai kontrol tanpa penambahan bungkil inti sawit.
Kata Kunci : Ammonium Sulfat, Bahan Organik, Bungkil Inti Sawit, Fermentasi, Lemak Kasar, Serat Kasar.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Commentary on: Eprints 0 not found.
Divisions: Fakultas Peternakan dan Perikanan > Peternakan
SWORD Depositor: Users 0 not found.
Depositing User: Users 0 not found.
Date Deposited: 22 Jan 2025 07:16
Last Modified: 06 Feb 2025 07:14
URI: https://repository.untad.ac.id/id/eprint/128913
Baca Full Text: Baca Sekarang

Actions (login required)

View Item
View Item