PENILAIAN KEBERHASILAN PERESEPAN OBAT DENGAN INDIKATOR WHO (WORLD HEALTH ORGANIZATION) PADA LIMA PUSKESMAS DI KOTA PALU

Peresepan obat yang salah dapat menyebabkan ketidakrasionalan dalam
penggunaan obat dan menimbulkan permasalahan umum dalam meresepkan seperti
pemberian obat yang terlalu banyak, penggunaan antibiotik yang kurang tepat serta
peresepan injeksi yang berlebihan sehingga gagal mengikuti standar klinis.
Kesalahan tersebut dapat mengakibatkan pemberian dosis yang kurang tepat,
munculnya interaksi antar obat, meningkatkan biaya pengobatan serta peningkatan
resistensi dari penggunaan antibiotik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif observasional yang dilakukan dalam sekali waktu dengan data yang
digunakan berupa data retrospektif, yaitu resep pasien rawat jalan pada Periode Juli-
Desember tahun 2023 pada Lima Puskesmas di Kota Palu meliputi Puskesmas
Tawaeli, Puskesmas Mamboro, Puskesmas Talise, Puskesmas Sangurara dan
Puskesmas Nosarara. Data dianalisis berdasarkan masing-masing variabel indikator
WHO yakni jumlah rata-rata obat yang diresepkan per pasien, persentase peresepan
obat generik, persentase peresepan obat antibiotik, persentase peresepan sediaan
injeksi dan persentase peresepan dari daftar obat esensial atau formularium. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat pada lima Puskesmas di Kota Palu
memenuhi standar WHO jika dilihat dari parameter obat dengan nama generik
dengan hasil sebesar 94?n obat injeksi dalam resep sebesar 0% serta indikator
yang belum memenuhi standar WHO, yaitu rata-rata jumlah obat tiap lembar resep
dengan hasil 3,16/lembar resep, obat antibiotik dalam resep dengan hasil 24,2?n
obat yang diresepkan sesuai formularium nasional dengan hasil yang didapatkan
sebesar 90%, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah obat tiap lembar
resep pada lima puskesmas di kota Palu belum sesuai dengan standar WHO.