SAGITA PUTRI UTAMI (2024) Perilaku Berbusana Perempuan Hindu Pada Saat Persembahyangan Di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha Kota Palu. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.
Full text not available from this repository.Abstract
Sagita Putri Utami, Stambuk B301 17 088, Judul “Perilaku Berbusana Perempuan Pada Saat Persembahyangan Di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha Kota Palu†Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tadulako Palu. Dibimbing oleh Muhammad Marzuki Pembimbing Utama dan Citra Dewi Pembimbing Pendamping.
Perilaku berbusana perempuan Hindu di Pura Wanakertha Jagatnatha Kota Palu mengalami perubahan yang signifikan. Model-model kebaya yang digunakan kini lebih beragam, dengan beberapa memilih kebaya lengan pendek yang bagian dadanya sedikit terbuka. Begitu pula dengan penggunaan kamen yang semakin naik ke atas, menampakkan mata kaki dan betis pemakainya. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini yakni bagaimana etika yang benar dalam persembahyangan dan bagaimana perilaku berbusana umat hindu perempuan di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha Kota Palu.
Metode dalam penelitian ini menggunakan dasar penelitian kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Lokasi penelitian berada di Pura Agung Wanakertha Jagatnatha Kota Palu. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara, dan dokumentasi serta menggunakan teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. dengan teknik porposive informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, yang masing-masing memiliki latar belakang berbeda. Hal ini bermaksud agar mendapatkan data yang bervariasi dan akurat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Etika berbusana umat hindu perempuan hindu terdiri dari kebaya, pemilihan warna kebaya, kamen, serta penataan rambut. Penggunaan kebaya merupakan hal yang sangat dianjurkan saat upacara peribadatan, serta menghindari pemilihan warna kebaya yang mencolok. Dianjurkan kebaya berwarna putih atau kuning yang mengandung makna dan historis panjang. Kamen yang dianjurkan harus menutup seluruh bagian tubuh bawah, adapun belahan tingginya hanya sebatas memudahkan penggunanya untuk berjalan. Sementara penataan rambut terdiri dari Pusung Genjer yaitu sanggul dengan menyisakan sedikit rambut tergurai serta bermakana perempuan belum menikah, sedangkan Pusung Tagel yakni model sanggul yang tidak menyisakan sehelaipun rambut terurai. Kedua, Perilaku berbusana perempuan hindu di Pura Agung Wanakertha Jagatnatha Palu masih tidak sesuai dengan norma dan anjuran secara turun-temurun. Yakni terdiri dari kesalahan penggunaan kebaya yang ketat dan terbuka yang memperlihatkan sisi vulgar, serta pemilihan warna kebaya yang mencolok. Selain itu terdapat umat hindu perempuan menggunakan kamen dengan belahan yang terlalu tinggi sampai memperlihatkan betis dan paha. Selain itu pula dalam penataan rambut juga terdapat ada sebagian perempuan yang seusai dengan norma yakni mengurai rambut secara kesuluruhan tanpa di ikat sama sekali.
Kata Kunci : Perilaku Berbusana, Perempuan Hindu
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Commentary on: | Eprints 0 not found. |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi Library of Congress Subject Areas > H Ilmu Sosial > Antropologi |
SWORD Depositor: | Users 0 not found. |
Depositing User: | Users 0 not found. |
Date Deposited: | 22 Jan 2025 07:16 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 07:14 |
URI: | https://repository.untad.ac.id/id/eprint/133976 |
Baca Full Text: | Baca Sekarang |