RIZKY WAHYUNINGSI (2022) PERSEPSI KOMUNITAS SUKU LAUJE TERHADAP UPACARA ADAT MOMASORO DI DESA DUSUNAN BARAT KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK
Rizky Wahyuningsi, 2015, Persepsi Komunitas Suku Lauje Terhadap Upacara
Adat Momasoro di Desa Dusunan Barat Kecamatan Tinombo Kabupaten
Parigi Moutong. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing Ika Listiqowati,
S.Pd,.M.Pd
Kata Kunci : Persepsi, Upacara, Adat Momasoro
Tujuan Penelitian adalah 1) untuk menjelaskan proses pelaksanaan upacara
momasoro, 2) untuk menjelaskan bagaimana makna simbolik dalam proses
pelaksanaan upacara adat momasoro, 3) untuk mengetahui bagaimana persepsi
masyarakat terhadap makna simbolik dalam proses upacara adat momasoro. Jenis
penelitian kualitatif. Pengambilan sample dilakukan dengan teknik Purposive
Sampling. Instrument penelitian menggunakan pedoman wawancara. Teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian: 1) Proses pelaksanaan
upacara adat momasoro melalui beberapa tahap, tahap pertama melakukan
musyawarah, tahap kedua yaitu kegiatan mo’walani atau membersihkan wilayah
desa, tahap ketiga yaitu kegiatan digolangi atau dibegadangkan perahu adat, tahap
keempat pengisian sesajian kedalam perahu adat, tahap kelima pengisian salasae
yang dilakukan oleh ketua suku dan dibantu oleh salah satu dukun kampung dan
orang-orang tua yang paham dengan adat momasoro, Tahap keenam yaitu perahu
adat yang berisi sesajian dibawah ketepi pantai kemudian dihayutkan. 2) makna
simbolik dalam proses pelaksanaan upacara adat momasoro terdiri dari: perahun
(payangan) berfungsi sebagai wadah sesajian berupa hasil bumi yang akan
dilepaskan kelaut dengan tujuan untuk membuang penyakit kelaut, parang
(piging) simbol kedewasaan, sidaguri simbol kekuatan, cocor bebek (siranindi)
simbol dari ketenangan dan kedamaian, Sulampaan merupakan simbol kekuatan
dan kelimpahan, kain putih melambangkan kesucian hati, kain kuning simbol dari
penghormatan kepada leluhur, telur ayam (golau manu) simbol kelahiran yang
bermakna bahwa kulit telur yakni fisik manusia yang terlihat oleh pancaindra
manusia, putih telur digambarkan sebagai jiwa manusia, kuning telur yang
digambarkan sebagai hati manusia, ayam putih (manu memeas) yang
melambangkan sebagai tubuh manusia yang hidup, berbagai jenis hasil bumi yang
berfungsi sebagai wujud syukur atas hasil panen yang didapatkan selama setahun.
3) Persepsi masyarakat terhadap makna simbolik dalam upacara adat momasoro
ada yang menerima dengan alasan untuk menghormati para leluhur dan
melestarikan tradisi momasoro agar tidak dilupakan generasi yang akan datang,
ada pula yang menolak terbagi dua yaitu: a. karena dalam proses pelaksanaan
momasoro terdapat simbolik yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran islam. b.
biaya yang di keluarkan untuk pelaksanaan upacara momasoro terlalu besar.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Commentary on: | Eprints 0 not found. |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Geografi Library of Congress Subject Areas > L Pendidikan > Pendidikan Geografi |
SWORD Depositor: | Users 0 not found. |
Depositing User: | Users 0 not found. |
Date Deposited: | 22 Jan 2025 07:16 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 07:14 |
URI: | https://repository.untad.ac.id/id/eprint/134649 |
Baca Full Text: | Baca Sekarang |