PUSAT REHABILITASI PASCA TRAUMA DI KOTA PALU

Pemerintah Sulawesi Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak setempat menyebut 44,8 persen atau sekitar 1.143 kasus kekerasan fisik yang dialami. Selain kekerasan fisik, di Sulawesi Tengah juga perempuan mengalami kekerasan seksual. Permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan salah satu masalah yang sering terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut di tunjukan dengan banyaknya kekerasan yang terjadi belakangan ini seperti kekerasan fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga. Pemerintah Sulawesi Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak setempat menyebut 44,8 persen atau sekitar 1.143 kasus kekerasan fisik yang dialami. Selain kekerasan fisik, di Sulawesi Tengah juga perempuan mengalami kekerasan seksual. Efek dan dampak kekerasan mencakup trauma fisik dan psikologis seseorang, dan yang banyak terjadi di alami oleh perempuan dan anak-anak. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah wadah yang dapat memfalisitasi Perempuan dan Anak dengan konsep dan rancangan tata ruang luar dan dalam Pusat Rehabilitasi Pasca Trauma yang dapat mempercepat proses pemulihan gangguan mental pasien dengan cara merangsang psikologis pasien.
Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah Metode Perancangan Arsitektur, dimana penelitian dilakukan berdasarkan observasi, wawancara, studi literature, serta studi banding mengenai objek perancangan yang ada.
Pusat Rehabilitasi Pasca Trauma di Kota Palu sebagai wadah untung menangani perempuan dan anak di Kota Palu, dirancang dengan penekanan pada ruang dalam dan ruang luar ( Landscape) sebagai sarana psikoterapi dan tempat tinggal (asrama) bagi perempuan dan anak.