AQIB RAMADHAN (2024) TINGKAT BAHAYA EROSI DAN MITIGASINYADI DESA POI KECAMATAN DOLO SELATAN KABUPATEN SIGI. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.
Full text not available from this repository.Abstract
Potensi erosi yang ada di Sulawesi Tengah sangat bervariasi, dari mulai sangat ringan
hingga sampai sangat berat. Desa Poi merupakan salah satu Desa yang berpotensi
terjadinya erosi, dikarenakan kondisi morfologi yang sangat beragam mulai dari daerah
dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian rata rata berkisar 55-2118
MDPL. Curah hujan yang cukup tinggi, kemiringan lereng dari landai sampai sangat
curam yang sangat berpotensi untuk terjadinya erosi, kemudian adanya penggunaan
lahan yang jenisnya kurang atau tidak sama sekali memiliki vegetasi yang cukup untuk
menahan kekuatan tanah. Ditambah lagi akibat guncangan gempa PASIGALA 28
September 2018 menyebabkan sebuah gunung di dekat pemukiman Desa Poi,
Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi mengalami longsor dan material longsor
tersebut mengalami penumpukan seluas ±65 ha yang berpotensi menyebabkan erosi
susulan. Tujuan dari penelitian ini untuk memetakan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan
mengidentifikasi mitigasi apa yang dapat diterapkan sesuai dengan acuan yang ada,
hasil klasifikasi tingkat bahaya erosi dan kondisi fisik Desa Poi. Metode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu metode USLE (Universal Soill Loss Equation)
tujuan dari metode ini untuk mendapatkan nilai erosi (A) dengan mengalikan beberapa
faktor yaitu (R) erosivitas hujan, (K) erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng
(LS), (C) vegetasi dan pengelolaan tanaman, dan (P) konservasi tanah. Berdasarkan
hasil penelitian nilai laju erosi tertinggi di Desa Poi pada terdapat pada jenis
penggunaan lahan yaitu lahan terbuka sebesar 7.475.53 ton/ha/thn dengan nilai LS
sebesar 9,5 berada pada kelerangan sangat curam (45). Jika melihat persebaran luasan
tingkat bahaya erosi berdasarkan dusun, Tingkat Bahaya Erosi (TBE) yang berkategori
sangat berat paling luas berada di Dusun 1 dengan total luasan 50.21 hektar. Mitigasi
bencana yang diterapkan pada lokasi penelitian yaitu bentuk mitigasi structural dan
nonstructural berupa teknik konservasi tanah/lahan yaitu metode sipil teknis, vegetatif
dan kimiawi. Kemudian mitigasi di identifikasi berdasarkan klasifikasi Tingkat Bahaya
Erosi dengan mengacu pada pedoman Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI No.23 Tahun 2021 Tentang pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan.
Kemudian metode vegetatif dilakukan dengan membagi area prioritas konservasi
menjadi empat prioritas yaitu prioritas konservasi I seluas 66.41 Ha, prioritas II seluas
32.66 Ha, prioritas III seluas 327.11 Ha, dan prioritas konservasi IV seluas 228.76 Ha.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Commentary on: | Eprints 0 not found. |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Perencanaan Wilayah Kota |
SWORD Depositor: | Users 0 not found. |
Depositing User: | Users 0 not found. |
Date Deposited: | 22 Jan 2025 07:16 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 07:14 |
URI: | https://repository.untad.ac.id/id/eprint/140587 |
Baca Full Text: | Baca Sekarang |