TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN WARISAN PADA ANAK MENURUT KUHPERDATA

Putri Cindy Minabari , D101 19 081, “Tinjauan Yuridis Terhadap Pembagian Warisan Pada Anak Menurut KUHPerdata” , Pembimbing I : Bapak Sulwan Pusadan, S.H.,M.H. dan Pembimbing II : Ibu Rosnani Lakunna, S.H.,M.H

Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing dalam hal ini pada perkawinan pertama dan kedua yang ditinjau dari kitab undang-undang hukum perdata. Keberadaan anak dari perkawinan secara langsung akan mengakibatkan terjadinya proses pewarisan antara orang tua kepada anaknya karena anak merupakan salah satu tujuan dari suatu perkawinan yaitu untuk meneruskan keturunannya.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kedudukan dan pembagian anak kandung dari perkawinan pertama dan kedua menurut hukum waris perdata. Adapun tujuan dalam penelitian ini agar harta waris dapat dibagi secara adil menurut hukum perdata. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Sumber bahan hukum yang digunakan yaitu bhan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum yang dilakukan dalam penelitian ini adalah study kepustakaan, selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa anak yang lahir pada perkawinan pertama kedua mereka merupakan ahli waris yang akan menerima harta warisan. kesimpulan dari penelitian ini adalah Kedudukan anak dari perkawinan pertama dan kedua memiliki kedudukan yang sama terhadap harta warisan sebagai ahli waris, berdasarkan ketentuan Pasal 852 KUHPerdata : Anak-anak atau keturunan-keturunan, sekalipun dilahirkan dari berbagai perkawinan, mewarisi harta peninggalan para orangtua mereka, kakek dan nenek mereka, atau keluarga-keluarga sedarah merka selanjutnya dalam garis lurus ke atas, tanpa membedakan jenis kelamin atau kelahiran yang lebih dulu.

Kata kunci : warisan anak, hukum perdata, pernikahan pertama dan kedua