PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI TIPE TURAP PADA PANTAI MATANO

Pada umumnya penggunaan pasangan batu pada daerah pantai sering mengalami kerusakan
dan tidak tahan terhadap hantaman gelombang seperti yang terjadi dibeberapa tempat di daerah
Bungku Tengah dikarenakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
perencanaan akibat terhambat oleh pasang surut air laut. Hal inilah yang melatarbelakangi untuk
mengganti konstruksi tersebut dengan konstruksi turap. Pemilihan perencanan alternatif
menggunakan konstruksi turap didasarkan pada proses pemasangannya yang mudah terutama pada
lokasi yang berhubungan dengan air karena tidak akan terhambat oleh perubahan muka air laut
akibat pasang surut, khususnya untuk mencapai kedalaman turap yang akan dipancang.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendesain turap yang akan digunakan pada daerah pantai dengan
mempertimbangkan gaya gaya lateral yang terjadi pada dinding turap. Dalam perencanaan turap dibutuhkan data tanah setempat dan tanah timbunan yang akan
menjadi parameter kekuatan tanah untuk pemeriksaan terhadap berat isi tanah (), parameter kuat
geser untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut gesek () serta pengujian analisa saringan
untuk mengetahui gradasi tanah. Selain itu dibutuhkan data pasang surut yang dianalisis dengan
menggunakan metode observasi untuk menentukan muka air tertinggi (HHWL) dan muka air
terendah (LLWL). Konstruksi turap direncanakan pada kondisi air pasang, normal dan surut.
Pada tiga kondisi permukaan air laut saat muka air pasang, normal dan surut didapatkan
kedalaman pemancangan paling besar yaitu pada kondisi muka air surut dengan kedalaman
pemancangan Daktual = 8,221m dan tipe turap PZ-27 dengan panjang total turap = 11,72 ≈12 m