PEMETAAN INTRUSI AIR LAUT DAERAH BANTARAN SUNGAI DI KELURAHAN BESUSU BARAT KOTA PALU

Besusu Barat merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada di kota palu sulawesi tengah, penduduk di kelurahan besusu barat sebagian kecil menggunakan air tanah dangkal untuk keperluan sehari-hari. Kebutuhan air tanah yang terus meningkat, berakibat meningkatnya kebutuhan air bersih serta meningkatnya pengambilan air tanah yang tidak terkontrol di sekitar pantai yang menyebabkan masuknya air laut ke daratan yang disebut intrusi air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak dari sungai ke sumur, serta kualitas air tanah dangkal ditinjau dari kadar zat klorida, karbonat, dan bikarbonat, dan juga untuk mengetahui apakah di kelurahan besusu barat terjadi intrusi dan seberapa besar terjadinya intrusi tersebut. Untuk mengetahui adanya intrusi air laut, maka penelitian ini difokuskan terhadap dua puluh empat sumur yang aktif digunakan oleh masyarakat sehari-hari dengan jarak yang variatif dari sungai yaitu sebanyak sebelas sumur yang jaraknya kurang dari 650 m dan tiga belas sumur yang jaraknya lebih dari 650 m. Untuk mengetahui air sumur sudah terintrusi maka peneliti menggunakan tiga parameter zat terlarut didalam air tanah yaitu zat klorida (Cl-), karbonat (CO3) dan bikarbonat (HCO3). Disertai dengan penggunaan metode chi kuadrat dan analisis data regresi linier untuk mengetahui seberapa kuat keterkaitan antar variabel. Dalam hal ini variabel jarak dari garis pantai ke sumur air tanah dangkal terhadap kadar salinitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari 24 sampel air Sumur Bor yang diuji, 100 % termasuk dalam kategori air tawar. Artinya kondisi air tanah pada sumur belum mengalami intrusi air laut, kualitas air tanah dangkal dikelurahan besusu barat ditinjau dari kadar zat kimianya dapat digunakan sebagai sumber air minum dan lemahnya penggaruh jarak sungai ke sumur air tanah dangkal terhadap intrusi air laut.
Kata Kunci: Airtanah, Intrusi Air laut, Cl-, CO3, HCO3, Rasio Klorida- Bikarbonat.