TRANSFORMASI BENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI PADA DESAIN GEDUNG GEREJA PROTESTAN DI SEKARSARI

-, I MADE HENOCH WILIANTO (2011) TRANSFORMASI BENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI PADA DESAIN GEDUNG GEREJA PROTESTAN DI SEKARSARI. Sarjana thesis, Universitas Tadulako.

Full text not available from this repository.

Abstract

ix
ABSTRAKSI
I MADE HENOCH WILIANTO, “TRANSFORMASI BENTUK ARSITEKTUR
TRADISIONAL BALI PADA DESAIN GEDUNG GEREJA PROTESTAN DI
SEKARSARI”
( di bimbing oleh Fuad Zubaidi, ST.,M.Sc dan Gator Timbang,ST,.MT).
Arsitektur tradisional Bali adalah budaya yang diwariskan secara turun-temurun, pada
masyarakat suku Bali yang dilakukan melalui adat/kebiasaan setempat dan norma-
norma yang berlaku, Keadaan wilayah, pengaruh budaya dan hal-hal yang baru tidak
menjadi penghalang untuk menerapkan budaya asli.
Di daerah Sekarsari, desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi
Moutong, merupakan salah satu tempat bermukim Suku Bali, yang melakukan
transmigrasi, sebagian besar (97%) penduduknya didiami suku Bali yang telah beralih
menjadi Kristen Protestan, namun adat/ kebiasaan dan norma-norma dalam budaya
Bali masih tetap dilestarikan dan disesuaikan dengan ajaran Kristen. Keadaan
penduduknya yang semula Pura merupakan tempat ibadah mereka ketika masih
memeluk agama Hindu, tetapi setelah berada di Sekarsari mereka menjadi Kristen
dan Gereja sebagai tempat ibadahnya. Desain Gereja di Sekarsari menggunakan ciri
arsitektur Bali, namun dibutuhkan suatu proses yang memindahkan konsep Arsitektur
tradisional Bali ke bangunan Gereja. Permasalahannya dalam proses ini yaitu
menghadirkan bentuk arsitektur tradisional Bali pada bangunan, jangan sekadar
mengkopi apa adanya, atau hanya menempel unsur tradisional ke dalam bangunan.
Salah satu cara untuk mewujudkan kreatifitas bentuk yaitu dengan cara transformasi.
Transformasi merupakan cara memperoleh bentuk dimana suatu bentuk dirubah
dibawah kendali sehingga mencapai bentuk tingkatan yang paling sempurna.
Transformasi dibagi dalam beberapa bagian sesuai dengan hasil identifikasi dengan
teori Habraken yaitu pada bagian spatial system, physical system, stylistic system.
Selanjutnya dilakukan dekomposisi pada bagian-bagian bangunan yang telah di
identifikasi melalui teori Habraken ini. Sehingga pada tahap akhir akan dilakukan
rekomposisi yaitu penyusunan kembali elemen-elemen bangunan hasil dekomposisi
menjadi satu kesatuan yang utuh.
Hasil akhir dari proses identifikasi dan proses pengolahan bentuk diperoleh desain
Gereja Protestan yang di transformasi dari arsitektur tradisional Bali

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: Tadulako University - Divisions > Fakultas Teknik > Arsitektur
T Technology > Arsitektur
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Library of Congress Subject Areas > T Technology > Arsitektur
Depositing User: Bayu Anggara Permana
Date Deposited: 12 Nov 2025 02:34
Last Modified: 12 Nov 2025 02:34
URI: https://repository.untad.ac.id/id/eprint/151314
Baca Full Text: Baca Sekarang

Actions (login required)

View Item
View Item