ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SALAK PONDOH DI DESA SUMBER MULYA KECAMATAN SIMPANG RAYA KABUPATEN BANGGAI

Yolenta Kartika Sari Latupeirisa (E 321 15 036). Analisis Pendapatan Usahatani
Salak pondoh di Desa Sumber Mulya Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai
dibimbing oleh Dance Tangkesalu dan Sulmi, 2019.
Tanaman buah-buahan mempunyai andil besar terhadap kesehatan manusia, karena
di dalam buah-buahan banyak terkandung vitamin dan mineral yang diperlukan oleh
tubuh, buah-buahan juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah
satu tanaman hortikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara
komersial dan berorientasi agribisnis adalah salak. Salak (salacca zalacca) yang
termaksud famili palmae, yang serumpun dengan tanaman kelapa, kelapa sawit, aren
(enau), palem dan pakis yang bercabang rendah dan tegak. Tanaman salak dapat
bertumbuh dan berproduksi secara optimal di daerah dataran rendah sampai
ketinggian 400 m dpl dengan iklim tropika basah. tanaman salak memerlukan garis
permukaan air yang dangkal dan ketersediaan air yang cukup sepanjang tahun, namun
tidak tergenang, tanaman salak yang ditanam pada lahan yang tergenang air secara
terus menerus atau dalam tempo yang cukup lama akan mengalami tingkat
pertumbuhan yang lambat Tanaman salak di kembangbiakkan dengan cara generatif
dan vegetatif.
Penelitian ini dilaksanakan bulan April 2019 - Mei 2019 di Desa Sumber Mulya
Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai dengan menggunakan metode sensus,
responden yang di ambil sebanyak 17 dari jumlah populasi sebanyak 17 KK. Analisis
yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani.
Pendapatan Usahatani Salak Pondoh di Desa Sumber Mulya Kecamatan Simpang
Raya Kabupaten Banggai dapat disimpulkan bahwa pada periode satu tahun masa
panen di hitung dari bulan Mei 2018 sampai bulan April 2019 pendapatan rata-rata
salak pondoh adalah sebesar adalah Rp. 9.277.770,41/0,79 ha atau jika dikonversikan
sebesar Rp. 11.744.013,2/ha, rata-rata penerimaan usahatani salak pondoh adalah
Rp. 15.372.058,82/0,79 ha atau jika dikonversikan Rp. 19.458.302,3/ha, dan rata-rata
total biaya sebesar Rp. 6.094.288,41/0,79 ha atau Rp. 7.714.289,13/ha.