DETERMINAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPE

tunting merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Stunting
mempengaruhi perkembangan otak dan meningkatkan risiko penyakit degeneratif
ketika dewasa. Prevalensi stunting Tahun 2017 di Provinsi Sulawesi Tengah
mencapai 36,2%, sedangkan di Kecamatan Sirenja mencapai 58,2%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui determinan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Tompe. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
pendekatan kasus-kontrol. Populasi sebanyak 1069 balita, setelah menggunakan
rumus Standley Lameshow didapatkan sampel sebanyak 138 balita dengan
perbandingan 1:2 (46 kasus : 92 kontrol). Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling dengan matching umur balita. Analisis yang digunakan
yaitu odd ratio dan regresi logistik dengan nilai α 5%. Hasil penelitian yaitu ASI
Eksklusif dan waktu pemberian MP-ASI masing-masing nilai OR 4,286 (1,903 -
9,652), BBLR OR 3,927 (1,638 -9,417), riwayat penyakit infeksi OR 5,114 (2,216
-11,804), jarak kelahiran OR 3,255 (1,256 -8,433) dan pengetahuan gizi ibu OR
4,324 (1,955 -9,563) merupakan faktor risiko stunting pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Tompe. Determinan stunting yaitu riwayat penyakit infeksi (p 0,001,
nilai B 1,579 dan Exp (B) 4,848, (CI 95% 1.922-12,229), artinya balita yang
memiliki riwayat penyakit infeksi 4,848 kali berisiko mengalami stunting.
Disarankan kepada ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi balita, menjaga sanitasi
lingkungan, memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan menyusui, mengatur jarak
kehamilan, meningkatkan pengetahuan gizi melalui konseling sebagai bagian dari
penerapan 10 standar layanan ANC (10 T).