PERSEP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RENDAHNYA SI MASYARAKAT TENTANG RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN ANAK NELAYAN SI MASYARAKAT TENTANG RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN ANAK NELAYAN DI KELURAHAN DI KELURAHAN DI KELURAHAN BAIYA BAIYA KECAMATAN PALU UTARA KECAMATAN PALU UTARA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah, faktor-faktor apa yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan anak nelayan di kelurahan Baiya, bagaimana persepsi masyarakat nelayan tentang rendahnya pendidikan anak tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif yakni menggambarkan fakta yang ada pada objek penelitian. Metode yang digunakan Deskripsi Kualitatif yaitu teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, ruang lingkup penelitian, penentuan populasi sebanyak 50 orang dan penentuan sampel sebanyak 15 orang melalui teknik purpursive sampling. Seluruh data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dengan menyertakan tabel prosentase. Hasil penelitian adalah faktor menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan anak nelayan di kelurahan Baiya adalah faktor ekstern berupa lingkungan dan kebijakan pemerintah. Faktor lain adalah faktor intern berupa masih sangat terbatasnya pandangan masyarakat setempat khususnya masyarakat nelayan tentang manfaat pendidikan bagi anak anaknya. Persepsi masyarakat nelayan setempat terhadap pendidikan bervariasi yang mengatakan pendidikan sangat baik (20 %) mengatakan bahwa pendidikan itu sangat bermanfaat bagi anak-anak kita, karena mereka berpendapat dalam perkembangan dunia saat ini hanya orang berpendidikan menempati tempat yang terhormat di masa yang akan datang. Ada yang mengemukakan pendidikan itu baik ( 20%), mereka beranggapan bahwa bersekolah itu baik bagi anak-anak daripada anak anak bermain saja setiap hari lebih baik menghabiskan waktunya dengan teman-temannya untuk bersekolah seperti anak-anak yang lain. Responden yang mengatakan bahwa pendidikan kurang baik (40%), pendapat ini mereka kemukakan berdasarkan fakta di lapangan bahwa banyak anak-anak di lingkungan mereka yang putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu memberikan biaya. Sehingga anak tersebut sudah tidak bersekolah bahkan juga sudah susah membantu orang tuanya. Dan responden yang tidak memberikan jawaban (20%) memberikan reaksi yang lain yakni ketika diajukan pertanyaan tentang pandangan mereka tentang pendidikan anaknya ternyata mereka diam. Reaksi diam ini mereka lakukan bahwa mereka ternyata bingung dalam menentukan sikap.