FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PASCAGEMPA DAN LIKUIFAKSI DI PENGUNGSIAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGURARA

Pascabencana permasalahan ASI menjadi lebih lengkap dengan kurangnya pengetahuan, tingkat pendidikan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, fasilitas kesehatan serta beredarnya bantuan Pengganti Air Susu Ibu dan Bubur komersial yang sangat mudah diakses dapat merubah perilaku pemberian ASI Eksklusif di wilayah terdampak bencana. Puskesmas Sangurara merupakan puskesmas yang memiliki cakupan ASI tertinggi dibandingkan dengan 12 puskesmas lainnya di kota Palu (85,67%), pascabencana wilayah kerja Puskesmas ini menjadi salah satu daerah terdampak serius akibat gempa dan likufaksi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan, status penerimaan PASI dan bubur komersial, ketersediaan fasilitas kesehatan, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah para Ibu di tiga titik pengungsian yang memiliki Bayi 6-8 bulan berjumlah 52 orang diambil secara Total Sampling. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tingkat pendidikan (p=0,011), pengetahuan (p= 0,016), status penerimaan PASI dan bubur komersial (p=0,000), ketersediaan fasilitas kesehatan (p=0,002), dukungan petugas kesehatan (p=0,002), dan dukungan keluarga (p=0,001) berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Sebaiknya Ibu dibuatkan Komunitas Pendukung ASI atau KP-ASI, perlunya konselor ASI di pengungsian untuk memberikan dukungan informasi, emosional dan profesional terkait masalah menyusui. Perlunya sosialisasi regulasi pemerintah terkait upaya mengontrol distribusi bantuan PASI kepada masyarakat pengungsi serta para donator.
Kata Kunci: ASI Eksklusif, PASI, Pascabencana, Puskesmas Sangurara