TINDAK TUTUR KOMISIF DALAM DEBAT CAGUB DAN CAWAGUB DKI JAKARTA TAHUN 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, dan fungsi tindak
tutur komisif dalam debat cagub, dan cawagub DKI Jakarta tahun 2017. Teknik
pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode simak dengan teknik rekam, dan
teknik catat. Teknik analisis data terdiri dari (1) pengumpulan data, (2) reduksi
data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa bentuk tuturan komisif yang digunakan dalam acara debat
Cagub, dan Cawagub DKI Jakarta tahun 2017 meliputi: (1) bentuk berjanji,
ditandai dengan modus kalimat deklaratif, yakni tuturan akan, harus, bisa, siap,
dan beberapa ungakapan lainnya, (2) bentuk menawarkan, ditandai dengan tuturan
kalau kami dilanjutkan lagi, kami tawarkan, bagaimana juga kalau, solusi yang
ditawarkan, dan beberapa ungkapan lainnya dengan kalimat deklaratif, (3) bentuk
mengancam, ditandai dengan tuturan akan tegas, hukum, tidak ada kata ampun,
dan beberapa ungkapan lainnya, dan (4) bentuk penolakan ditandai dengan tuturan
tidak setuju, tidak boleh, tidak pernah, tapi, nggak bisa, dan beberapa ungkapan
lainnya. Sedangkan fungsi tuturan komisif yang ditemukan dalam penelitian,
yaitu: (1) fungsi menyenangkan, ditunjukkan buat para warga Jakarta, (2) fungsi
mengancam, ditunjukan buat para pihak-pihak yang melakukan kriminal atau
kepada seseorang yang melakukan hal-hal yang merugikan kepada warga jakarta,
(3) fungsi menolak, (4) fungsi mengejek, dan (5) fungsi menyindir ditunjukkan
kepada para calon kandidat untuk mempertahankan argumen masing-masing