PERBANDINGAN DATA CURAH HUJAN SATELIT GSMAP DENGAN DATA CURAH HUJAN STASIUN DI WILAYAH DAS GUMBASA

Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam pengamatan curah hujan, yang disebabkan oleh keterbatasan cakupan spasial dan temporal, distribusi stasiun pengamatan yang tidak merata, serta pencatatan data yang masih dilakukan secara manual. Kondisi ini menyulitkan akses terhadap data hujan yang akurat dan efisien. Kekurangan data yang komprehensif menghambat pengelolaan sumber daya air yang efektif dan upaya mitigasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menilai akurasi data curah hujan dari satelit GSMaP (Global Satellite Mapping of Precipitation) dan membandingkannya dengan data dari stasiun pengamatan darat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gumbasa. Fokus utama studi ini adalah untuk menentukan sejauh mana kedua sumber data tersebut dapat diterapkan secara praktis. Data sekunder yang digunakan mencakup catatan curah hujan dari lima stasiun di DAS Gumbasa, dan sekitarnya yaitu stasiun Tuva, Kulawi, Bangga Bawah, Palolo, dan Wuasa, serta data satelit GSMaP dari tahun 2014 hingga 2023. Kualitas data dianalisis dengan berbagai metode, termasuk Kurva Ganda Massa untuk memeriksa konsistensi, uji ketidakhadiran tren menggunakan metode Spearman, dan uji stasioneritas melalui uji F dan uji T. Kalibrasi, verifikasi, dan validasi dilakukan dengan indikator statistik seperti Root Mean Squared Error (RMSE), Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), dan Koefisien Korelasi (R). Hasil menunjukkan bahwa meskipun data GSMaP dapat mengisi kekosongan dan menunjukkan konsistensi yang lebih baik setelah koreksi, akurasi keseluruhan, terutama dalam NSE, masih rendah atau negative yaitu (-7,92 hingga -0,06 ) sehingga data ini belum dapat diandalkan untuk analisis hidrologi yang memerlukan representasi akurat dari variabilitas curah hujan
Kata Kunci : Hidrologi, Curah Hujan, Stasiun pengamatan, GSMAP, Daerah Aliran Sungai (DAS) Gumbasa