TABU MAKANAN DAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU SERTA PENDAPATAN KELUARGA, DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIROMARU SIGI

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan
anak lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan gizi dalam waktu lama.
Kondisi ini umumnya terjadi pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan.
Kejadian stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya pengetahuan ibu,
pendapatan keluarga, dan budaya tabu makanan yang masih banyak ditemui di
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tabu makanan serta
hubungan tingkat pengetahuan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian
stunting pada balita usia 24–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Biromaru Sigi.
Jenis penelitian ini menggunakan metode mixed methods dengan pendekatan
exploratory sequential design. Pendekatan kuantitatif dilakukan secara crosssectional dengan jumlah sampel sebanyak 179 responden yang diambil
menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data kuantitatif
menggunakan uji Spearman Rank, sedangkan analisis kualitatif menggunakan
NVivo 12 Plus untuk menggambarkan jenis, alasan, dan sumber informasi tabu
makanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan
antara variable pengetahuan ibu (p=0,431) dan pendapatan keluarga (p=0,799),
dengan kejadian stunting. Namun, hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa tabu
makanan memiliki pengaruh terhadap pola konsumsi dan asupan gizi balita. Oleh
karena itu, disarankan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan edukasi gizi
berbasis budaya guna meluruskan mitos atau tabu makanan yang dapat membatasi
asupan gizi balita, serta memperkuat kegiatan penyuluhan di posyandu melalui
pendekatan praktis dan kontekstual.
Kata Kunci : Stunting, Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga, Tabu
Makanan, Balita