Analisis Fitokimia dan Antioksidan Biji Mahoni (Swietenia Mahagoni L(Jacq)di Desa Pulu Kecamatan Doolo Selatan Kabupaten Sigi

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi (megabiodiversity), termasuk tanaman obat tradisional yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku obat alami. Salah satu tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional adalah mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq), terutama bijinya, yang sering digunakan untuk mengobati diabetes, tekanan darah tinggi, dan sebagai suplemen kesehatan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah macerasi untuk mengekstrak biji mahoni. Metode kualitatif dalam uji fitokimia dan metode DPPH untuk penelitian aktivitas antioksidan biji mahoni. Hasil uji senyawa: 1. Flavonoid + ada 2. Saponin + ada 3. Tanin + ada 4. Polifenol + ada 5. Alkaloid + ada Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan pada lima konsentrasi pada panjang gelombang 517 nm, setiap konsentrasi mengalami perubahan absorbansi, di mana semakin tinggi konsentrasi larutan uji, semakin rendah nilai absorbansi. Nilai IC50 (konsentrasi penghambatan) yang diperoleh dari uji aktivitas antioksidan dan ekstrak biji mahoni dengan hasil kandungan 413,38. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Penelitian Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dapat disimpulkan bahwa: Hasil analisis fitokimia dengan pelarut etanol 96% pada biji mahoni mengandung 5 senyawa, yaitu flavonoid, saponin, polifenol, tanin, dan alkaloid. Hasil uji antioksidan dengan etanol 96%