Analisis Angkutan Sedimen Dasar Sabo Dam Sungai Namo Sebagai Bangunan Pengendali Sedimen

Sungai Namo merupakan salah satu sungai yang memiliki peran penting dalam
sistem hidrologi wilayah sekitarnya, namun juga rentan terhadap permasalahan
sedimentasi akibat erosi di daerah aliran sungai (DAS). Sedimentasi yang berlebihan
dapat mengurangi kapasitas alir sungai, meningkatkan risiko banjir, serta mengganggu
fungsi infrastruktur sungai. Sabo Dam dibangun sebagai bangunan pengendali
sedimen dengan tujuan menahan dan mengendapkan material sedimen, khususnya
sedimen dasar (bed load), sebelum terbawa ke hilir. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis besarnya angkutan sedimen dasar yang tertahan pada Sabo Dam Sungai
Namo serta mengevaluasi kinerjanya sebagai bangunan pengendali sedimen dengan
menggunakan persamaan Meyer Peter snd Muller (M.P.M). Penelitian ini dilakukan
pengambilan sampel sedimen (Bed Load) secara langsung dan pengukuran luas
penampang sungai di lapangan pada minggu awal bulan juni 2025 dari Cs1 sampai
Cs14. Kemudian sampel sedimen di uji di laboratorium untuk pengujian analisa
saringan dan berat jenis untuk mendapatkan ukuran diamter butiran dengan presentase
lolos 35%, 50%, 60%, dan 90% (d35, d50, d60, d90). Pergerakan sedimen dasar sungai
dipengaruhi oleh perubahan debit banjir dengan kala ulang tertentu. Selain itu bentuk
penampang sungai (morfologi sungai) kemiringan dasar sungai dan kecepatan aliran
juga mempengaruhi pergerakan sedimen. Dari hasil analisis dan perhitungan diperoleh
jumlah angkutan sedimen dasar (Bead Load) terbesar terdapat pada Cs7.5 dengan
jumlah angkutan sedimen permeter sebesar 0,076 m3/det.m dan jumlah angkutan
sedimen dasar (Bead Load) terkecil terdapat pada CS0.2 dengan jumlah angkutan
sedimen permeter sebesar 0,039 m3/det.m.